dmstand.org - Virus Covid-19 tengah mewabah di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Coronavirus merupakan nama dari virus yang menyebabkan penyakit Covid-19. Indonesia sendiri sedang berjuang keras melawan dan menekan angka penularan wabah yang sangat cepat penyebarannya ini. Pertama kali kasus Covid-19 ditemukan pada bulan Desember 2019 di kota Wuhan, Tiongkok.
Berbagai cara dilakukan pemerintah mulai dari menyediakan fasilitas kesehatan, memberi himbauan terkait protokol pencegahan covid sesuai arahan WHO dan tidak ketinggalan menjalin kerjasama dengan beberapa influencer. Kerjasama ini dilakukan agar kasus penyebaran Covid-19 bisa kurang hingga menghilang selamanya dari negara kita.
Apakah Anda Sudah Akrab dengan Istilah Influencer?
Istilah atau nama influencer disematkan kepada figur atau seseorang yang memiliki pengaruh besar terhadap opini warga sosial media baik dilakukan dengan ucapan atau tindakan. Jadi, bisa dibilang influencer memiliki jumlah pengikut atau follower sosial media sangat banyak sehingga berhasil mempengaruhi opini pengikutnya tersebut. Masyarakat kita khususnya para kaum milenial diketahui mudah dipengaruhi oleh para influencer ini.
Oleh sebab itu, pemerintah mengambil langkah besar dengan memanfaatkan pengaruh orang-orang yang disebut influencer ini sebagai upaya menanggulangi pandemi Covid-19 yang betah berlama-lama di Indonesia. Beberapa influencer dari berbagai bidang telah digandeng BNPB belum lama ini guna diajak berdiskusi lebih lanjut terkait dengan wabah Covid-19.
Lalu, Apa Peran Influencer di Masa Pandemi di Indonesia Ini?
Peran influencer di masa pandemi di Indonesia saat ini terbagi ke dalam dua peran yaitu “si baik” dan “si jahat”. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai kedua peran influencer di Indonesia selama masa pandemi berikut.
Peran Sebagai Si Baik
Pada masa pandemi ini, masyarakat dan pemerintah kita dibantu oleh influencer yang memiliki peran “si baik”. Semua kegiatan penanggulangan Covid-19 sibuk dikerjakan dan dibantu oleh para influencer tersebut. Kepada penggemarnya, influencer ini akan menunjukkan tingkat kepeduliannya dalam membantu pemerintah mengedukasi tentang virus corona.
Selain mengedukasi, masyarakat atau para penggemarnya diajak untuk mengumpulkan donasi untuk mensupport tenaga medis dan yang terdampak Covid-19 melalui sosial media masing-masing. Sebut saja beberapa nama influencer Indonesia yang pernah mengumpulkan donasi Covid-19 seperti Rachel Vennya yang berhasil mengumpulkan uang donasi mencapai milyaran dalam waktu beberapa hari saja.
Dari masalah tersebut kita tahu bahwa pengaruh dari seorang influencer besar seperti Rachel Vennya sangat besar kepada para followers atau pengikut sosial medianya. Dalam waktu sebentar saja donasi yang dikumpulkan bisa mencapai milyaran rupiah. Donasi tersebut pun telah disalurkan dalam bentuk pemberian APD dan alat kesehatan ke beberapa rumah sakit yang membutuhkan.
Baca Juga : Keuntungan Bisnis Baby Shop Melalui Digital Marketing
Peran Sebagai Si Jahat
Peran “si baik” sayangnya tidak diperankan semua influencer Indonesia. Beberapa waktu belakangan muncul pula sebuah peran baru influencer yang merupakan kebalikan dari peran sebelumnya. Influencer tersebut memerankan peran “si jahat” di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia.
Banyak influencer yang mengundang kontroversi setelah mengunggah hasil eksperimen atau tindakannya terkait masalah Covid-19 yang menjadi momok banyak orang. Tindakan tersebut dilakukan untuk membuktikan bahwa mereka menyepelekan wabah Covid-19. Bukannya membantu pemerintah mengedukasi dan menyebarkan informasi valid terkait masalah pandemi ini, sebaliknya influencer yang berperan sebagai “si jahat” malah terkesan cuek dan apatis. Beberapa informasi yang disampaikan influencer ini juga tidak valid dan menyesatkan pengikutnya terhadap masalah protokol kesehatan yang harus dipatuhi setiap orang.
Padahal influencer tersebut memiliki pengaruh besar terhadap opini masyarakat. Bagaimana jika para pendengarnya benar-benar mengikuti tindakan para influencer jahat ini? Bisa saja banyak orang menjadi tidak peduli dan menyepelekan virus corona yang membahayakan.
Beberapa Kontroversi yang Dibuat Influencer di Masa Pandemi
Sekarang kita telah mengetahui kedua peran yang dijalankan para influencer di masa pandemi Indonesia. Ada sebutan influencer baik karena telah membantu mengedukasi dan menyebarkan informasi penting kepada masyarakat tentang virus Covid-19, dan ada sebutan influencer jahat yang mana bertindak menyepelekan dan menyebarkan informasi tidak valid terkait virus corona.
Jika influencer baik dikenal dengan perannya sebagai influencer yang siap membantu penanggulangan wabah ini, maka sebaliknya dari influencer jahat adalah membuat kontroversi selama pandemi di indonesia. Apabila sudah tersandung kontroversi atau masalah besar, barulah ucapan “maaf”, “saya khilaf”, dan klarifikasi yang keluar dari mulut mereka.
Bukannya berempati pada sesama dan menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat terdampak, influencer ini malah berulah dan membuat gaduh satu negara. Berikut beberapa kontroversi yang dilakukan influencer selama pandemi.
Prank Sampah
Beberapa waktu lalu masyarakat dunia maya tengah dihebohkan dengan prank sampah oleh seorang influencer atau youtuber Indonesia bernama Ferdian Paleka.
Korban dari ini adalah para waria yang mana diberikan bantuan berisi sampah. Selain itu, si influencer atau youtuber ini juga terang-terangan mengaku dan bertindak tidak sesuai protokol kesehatan yang dihimbau pemerintah.
Kontroversi Beauty Vlogger
Masyarakat online sempat dikejutkan dengan pernyataan atau tindakan beauty vlogger Indira Kalistha selama pandemi. Terang-terangan, ia mengunggah video atau konten di kanal sosial medianya tentang menyepelekan Covid-19. Tindakan menyepelekan tersebut mulai dari tidak pakai masker hingga tidak cuci tangan setelah menyentuh fasilitas umum.
Nah, itu lah dua peran influencer beserta kontroversi yang terjadi selama masa pandemi di Indonesia. Semoga Anda bisa menentukan sendiri mana influencer yang membawa pengaruh baik dan mana yang tidak boleh diikuti.